Want to create interactive content? It’s easy in Genially!

Get started free

Teori Indikasi Kegagalan Teknis Konstruksi Jalan

baiturrahmadi Putra

Created on June 25, 2025

Start designing with a free template

Discover more than 1500 professional designs like these:

Transcript

Teori Indikasi Kegagalan Konstruksi Jalan

by Baiturrahmadi Putra (CPNS BPK TA 24)

Mulai

Indikasi Umum Kegagalan Konstruksi Jalan

Bleeding

Rutting

Retak Buaya

Retakan memanjang / melintang

Amblas

Delaminasi

Sources

Kerusakan Bahu Jalan

Korugasi

Shoving

Outline

Retak Buaya

Pengujian

Deskripsi

Penyebab

Solusi

Perhitungan Kerugian

Dampak

Kesimpulan

Bleeding

Outline

Pengujian

Deskripsi

Solusi

Penyebab

Perhitungan Kerugian

Dampak

Kesimpulan

Outline

Rutting

Pengujian

Deskripsi

Penyebab

Solusi

Perhitungan Kerugian

Dampak

Kesimpulan

Outline

Delaminasi

Pengujian

Deskripsi

Penyebab

Solusi

Perhitungan Kerugian

Dampak

Kesimpulan

Retakan Memanjang / Melintang

Outline

Pengujian

Deskripsi

Penyebab

Solusi

Perhitungan Kerugian

Dampak

Kesimpulan

Amblas / Penurunan Permukaan

Outline

Pengujian

Deskripsi

Solusi

Penyebab

Perhitungan Kerugian

Dampak

Kesimpulan

Outline

Korugasi

Pengujian

Deskripsi

Penyebab

Solusi

Perhitungan Kerugian

Dampak

Kesimpulan

Shoving

Outline

Deskripsi

Pengujian

Penyebab

Solusi

Dampak

Perhitungan Kerugian

Kesimpulan

Outline

Kerusakan Bahu Jalan

Pengujian

Deskripsi

Penyebab

Solusi

Perhitungan Kerugian

Dampak

Kesimpulan

Evaluasi

Outline

Evaluasi

Asesmen 1

Outline

Gambar mana yang menunjukkkan indikasi kegagalan Rutting?

Outline

Asesmen 2

Asesmen 3

Outline

bentuk deformasi plastis di permukaan jalan yang ditandai dengan:Gundukan atau gelombang pendek pada arah melintang terhadap arah lalu lintas

Outline

Kontak

Whatsapp

Website

Email

Mobile

Dampak

💧 Jalur masuk air ke struktur bawah

🔄 Awal dari retak buaya atau potholes

📉 Menurunkan umur layanan jalan

🚫 Mengganggu keselamatan dan kenyamanan

Jika ditemukan retak buaya yang luas dan dalam:
  • Lakukan uji core drill dan CBR untuk membuktikan kerusakan struktural.
  • Jika benar terjadi pengurangan spesifikasi → rekomendasikan rekonstruksi total.
  • Gunakan selisih volume pekerjaan x harga satuan untuk menghitung kerugian negara.

Penyebab

Penyebab Umum

Penyebab Fraud

1. Identifikasi Luas Area Kerusakan Misal: Ruas jalan 2 km x lebar 5 m → total area = 10.000 m² Area retak buaya = 3.000 m² → berarti 30% → indikasi kerusakan struktural 2. Verifikasi Spesifikasi Kontrak Contoh dalam kontrak: lapisan aspal AC-WC setebal 5 cm, mutu aspal 60/70 3. Lakukan Uji Lapangan Uji core drill: ditemukan ketebalan hanya 2,5–3 cm (berarti dikurangi 2 cm) Analisis laboratorium: nilai stabilitas Marshal di bawah standar 4. Hitung Volume Pekerjaan Tidak Sesuai Volume = luas x selisih ketebalan Volume kekurangan = 3.000 m² x 2 cm = 60 m³ 5. Hitung Nilai Kerugian Harga satuan aspal (termasuk material, alat, tenaga) = Rp1.200.000/m³ Kerugian negara = 60 m³ x Rp1.200.000 = Rp72.000.000

Jika ditemukan bahwa:

  • Bahu jalan rusak menyeluruh
  • Tidak ada sistem drainase atau volume material tidak terpenuhi
  • Dan ada kerusakan lanjut di badan jalan
👉 Maka auditor dapat menyimpulkan:
  • Terjadi fraud sistemik pada pembangunan bahu jalan
  • Rekonstruksi total diperlukan
  • Seluruh volume pekerjaan bahu dan bagian badan jalan yang terdampak dapat dimasukkan sebagai kerugian negara

Jika:Shoving terjadi di banyak lokasi, muncul dalam waktu singkat setelah konstruksi, dan Bukti dari uji laboratorium menunjukkan campuran tidak sesuai spesifikasi (stabilitas rendah, flow tinggi), 👉 Maka auditor dapat menyimpulkan:

  • Kegagalan konstruksi sistemik terjadi
  • Rekonstruksi total diperlukan
  • Volume pekerjaan terdampak dapat dikategorikan sebagai kerugian negara

Pengujian

📏 Pengukuran Profil Memanjang (Roughometer / Total Station)

🧪 Densitas / Uji Kepadatan Lapisan Aspal

📑 Audit Catatan Pelaksanaan

🧪 Uji Marshall

🛠️ Core Drill

Deskripsi Kerusakan:

Shoving adalah bentuk deformasi plastis di permukaan jalan yang ditandai dengan:Gundukan atau gelombang pendek pada arah melintang terhadap arah lalu lintas Permukaan terlihat menonjol/mendorong ke depan, biasanya disertai gelombang rem/pengereman Umumnya terjadi di area dengan tekanan horizontal tinggi, seperti: Tikungan tajam Daerah stop & go (lampu merah, tanjakan, turunan)

Penyebab

Penyebab Fraud

Penyebab Umum

Jika auditor menemukan delaminasi di banyak titik dan hasil investigasi menunjukkan bahwa tack coat tidak digunakan atau tidak sesuai, maka:

  • Delaminasi sistemik
  • Perlu rekonstruksi total pada lapisan overlay
  • Volume overlay masuk sebagai pekerjaan tidak memenuhi spesifikasi
  • Auditor dapat menghitung kerugian negara berdasarkan seluruh volume overlay

Dampak

🛑 Hilangnya tekstur permukaan (skid resistance)

⏱️ Umur jalan jauh lebih pendek

🛞 Permukaan menjadi licin

🔄 Aspal mengalir ke sisi jalan

💧 Menahan air di permukaan

Jika: Corrugation muncul dini (awal umur proyek), Luas, menyebar di ruas penting (tanjakan, perempatan), Diperkuat dengan hasil uji Marshall menunjukkan campuran aspal tidak sesuai spesifikasi (excessive flow), Maka auditor dapat menyimpulkan bahwa:

  • Fraud terjadi secara sistemik pada tahap produksi/pelaksanaan aspal.
  • Rekonstruksi total dibutuhkan.
  • Volume ruas terkait bisa dimasukkan sebagai kerugian negara.

Pengujian

🌡️ Monitoring Suhu dan Perubahan Dimensi Jalan (Thermal Movement)

📏 Pengukuran Dimensi Retakan (Crack Width & Depth)

📄 Audit RAB dan Dokumen Sambungan

🛠️ Core Drill

🧪 Uji Daya Dukung Tanah (CBR/DTM)

Dampak

🛣️ Menurunkan kenyamanan dan kecepatan pengguna jalan

🛞 Dampak Penjelasan Kendaraan terguncang / tidak stabil

🔄 Mempercepat kerusakan aspal lainnya

📉 Tanda ketidakstabilan struktur lapisan atas

🚨 Indikasi pelaksanaan tidak sesuai metode

1. Identifikasi Area RetakanContoh: Ruas jalan 1.500 m x 6 m = 9.000 m² Retakan memanjang & melintang muncul di 30% area = 2.700 m² 2. Perkirakan Volume yang Terdampak Ketebalan lapisan atas: 5 cm = 0,05 m Volume = 2.700 m² x 0,05 m = 135 m³ 3. Cek Harga Kontrak Harga satuan lapisan aspal AC-WC = Rp1.400.000/m³ Kerugian = 135 m³ × Rp1.400.000 = Rp189.000.000 Jika ditemukan bahwa penyebab utama adalah pemadatan tidak sesuai atau sambungan dingin tidak dilapisi tack coat, seluruh pekerjaan di ruas terkait bisa dipertimbangkan sebagai pekerjaan tidak sesuai spesifikasi teknis.

Penyebab

Penyebab Umum

Penyebab Fraud

Dampak

🏗️ Indikasi pelaksanaan timbunan bahu asal-asalan

🚗 Membahayakan kendaraan saat keluar lajur

⚠️ Awal dari kerusakan tepi (edge cracking)

📉 Menurunkan kestabilan perkerasan utama

🌧️ Mengganggu drainase permukaan

Pengujian

📏 Pengukuran Profil Memanjang (Straightedge / Profilometer)

📑 Audit Waktu & Suhu Pelapisan

🧪 Uji Marshall

🛠️ Core Drill

🧪 Densitas Aspal (Kepadatan)

Penyebab

Penyebab Fraud

Penyebab Umum

Penyebab

Penyebab Umum

Penyebab Fraud

1. Identifikasi Luas dan Kedalaman AmblasContoh: Total ruas jalan: 1.000 m × 5 m = 5.000 m² Area amblas terukur: 700 m² → 14% → indikasi sistemik Kedalaman rerata: 15 cm (0,15 m) 2. Hitung Volume Area Terdampak Volume = 700 m² × 0,15 m = 105 m³ 3. Harga Satuan Pekerjaan (aspal + base + subbase + urugan) Rata-rata biaya rekonstruksi per m³ = Rp1.600.000 Potensi kerugian = 105 m³ × Rp1.600.000 = Rp168.000.000 Jika kerusakan disebabkan oleh tidak dibangunnya drainase yang dianggarkan, auditor dapat menambahkan nilai pekerjaan saluran yang tidak dilaksanakan ke dalam kerugian negara.

1. Identifikasi Luas dan Ketebalan Lapisan TerpengaruhMisal: Ruas jalan: 1.500 m × 5 m = 7.500 m² Area delaminasi: 2.000 m² (sekitar 27%) → indikasi sistemik Tebal lapisan overlay yang mengelupas = 4 cm → 0,04 m 2. Hitung Volume Lapisan Tidak Menyatu Volume = 2.000 m² × 0,04 m = 80 m³ 3. Hitung Kerugian Berdasarkan Harga Kontrak Harga satuan pekerjaan overlay aspal AC-WC: Rp1.400.000/m³ Kerugian negara = 80 m³ × Rp1.400.000 = Rp112.000.000 Jika seluruh ruas overlay terbukti tidak menggunakan tack coat, auditor bisa menyimpulkan bahwa seluruh volume overlay tidak memenuhi standar → nilai kerugian bisa jauh lebih besar.

Deskripsi Kerusakan:

Rutting adalah cekungan atau alur memanjang yang terbentuk di jalur lintasan roda kendaraan pada permukaan jalan beraspal. Kerusakan ini:

  • Membuat jalan tidak rata
  • Mengganggu kenyamanan dan keselamatan pengguna
  • Menyebabkan penumpukan air hujan → mempercepat kerusakan lain seperti retak dan bleeding

Jika retak memanjang/melintang:Hanya di permukaan, masih lokal, bisa direhabilitasi Namun jika:

  • Menjangkau seluruh ruas
  • Disertai penurunan permukaan
  • Muncul di awal umur jalan
  • Dan ditemukan indikasi pelaksanaan tidak sesuai metode teknis (cold joint, tack coat, pemadatan)
👉 Maka rekonstruksi total diperlukan dan seluruh lapisan retak dapat masuk dalam penghitungan kerugian negara

Solusi

Rekonstruksi total

Rehabilitasi sebagian

Tabel

Pengujian

📏 Profil Elevasi Jalan (Leveling / Total Station)

🧱 Uji CBR / Dynamic Cone Penetration Test (DCP)

📑 Audit Data Galian-Timbunan dan RAB

🧪 Uji Kepadatan Tanah (Sand Cone / NDG)

🌧️ Pemeriksaan Drainase & Rembesan Air

🛠️ Core Drill

Solusi

Rekonstruksi total

Rehabilitasi sebagian

Tabel

Dampak

🚨 Berpotensi mengungkap manipulasi pekerjaan tanah

📉 Indikasi kegagalan subgrade atau fondasi jalan

🏗️ Tanda kegagalan konstruksi sistemik

💥 Risiko kecelakaan meningkat

💧 Mengumpulkan air (ponding)

🔄 Meningkatkan kerusakan lapisan atas

Solusi

Rekonstruksi total

Rehabilitasi sebagian

Tabel

Penyebab

Penyebab Fraud

Penyebab Umum

Dampak

🛑 Mengganggu keselamatan lalu lintas

💦 Tampungan air di alur ban

🛞 Distribusi beban tidak merata

📉 Menurunkan kenyamanan berkendara

Solusi

Rekonstruksi total

Rehabilitasi sebagian

Tabel

Deskripsi Kerusakan:

Retakan Memanjang: Retak yang sejajar dengan arah jalan, biasanya berada di tengah jalur atau di sambungan lajur. Retakan Melintang: Retak yang tegak lurus terhadap arah jalan, sering muncul akibat perubahan suhu atau pergeseran struktur bawah. Bisa muncul secara halus di awal, lalu melebar dan berkembang menjadi retakan besar jika tidak ditangani.

Pengujian

🔨 Sounding Test (Palunya Palu)

🛠️ Core Drill Test

🧪 Tensile Adhesion Test (Tarik Perekat)

Penyebab

Penyebab Umum

Penyebab Fraud

Pengujian

🔬 Pemeriksaan visual permukaan (surface inspection)

📄 Audit Desain Campuran vs Laporan Produksi

🌡️ Uji Suhu Saat Penghamparan (Paving Temp Test)

🧪 Uji Kandungan Aspal (Extraction Test)

🧪 Uji Marshall

🧱 Uji Tekstur Permukaan (Sand Patch Test)

Penyebab

Penyebab Fraud

Penyebab Umum

Deskripsi Kerusakan:

Bleeding adalah kondisi di mana aspal keluar ke permukaan jalan dan menyebabkan permukaan:

  • Licin dan mengkilap
  • Terlihat basah/lengket, terutama saat cuaca panas
  • Tidak ada retakan atau pecah, tapi berbahaya bagi keselamatan kendaraan

Solusi

Rekonstruksi total

Rehabilitasi sebagian

Tabel

Dampak

🏗️ Menunjukkan pelaksanaan tak sesuai spesifikasi

💥 Mengganggu stabilitas kendaraan

📉 Mengurangi kenyamanan berkendara

🚨 Indikasi deformasi plastis aspal

🌧️ Menjadi titik tergenangnya air

Pengujian

🧪 Dynamic Creep Test

📑 Audit Desain Campuran vs Produksi

🛠️ Core Drill

📏 Pengukuran Profil Melintang Jalan

🧪 Uji Marshall

🧱 Uji CBR & DDT (Daya Dukung Tanah)

Jika kerusakan amblas:

  • Luas, dalam, muncul dini, dan menyebar di titik rawan teknis, maka itu indikasi kegagalan struktur akibat fraud
  • Rekonstruksi total wajib dilakukan
  • Seluruh volume pekerjaan terkait dapat dikategorikan sebagai pekerjaan tidak sesuai spesifikasi
  • Auditor menghitung kerugian negara dari volume yang tidak memenuhi spesifikasi + pekerjaan pendukung yang tidak dilaksanakan

Solusi

Rekonstruksi total

Rehabilitasi sebagian

Tabel

Pengujian

🧱 Uji Kepadatan Material Bahu (Sand Cone/NDG)

📏 Survei Visual & Leveling Elevasi

🧪 Uji CBR Material Timbunan Bahu

🛠️ Core Drill/Penggalian Manual Bahu Jalan

📑 Audit RAB & Foto Kegiatan

Deskripsi Kerusakan:

Corrugation adalah kerusakan berupa pola gelombang-gelombang kecil (washboarding) yang terjadi pada permukaan jalan beraspal, terutama:Di area yang sering dilalui kendaraan berat dengan perlambatan atau percepatan Terlihat seperti ombak memanjang dan berulang dalam jarak pendek (20–80 cm antar puncak gelombang)

1. Identifikasi Area dan Kedalaman RuttingTotal panjang jalan: 2.000 m, lebar: 6 m → total area = 12.000 m² Area rutting: 2.400 m² → 20% dari total → indikasi masalah sistemik 2. Lakukan Pengukuran Kedalaman Alur (manual / alat profil) Rata-rata kedalaman: 3 cm → harus direkonstruksi 3. Hitung Volume yang Harus Dikerjakan Ulang Volume = Luas area × Kedalaman → 2.400 m² × 0,03 m = 72 m³ 4. Harga Satuan & Kerugian Negara Harga satuan pekerjaan AC-WC (termasuk overlay, alat, material): Rp1.400.000/m³ Kerugian = 72 m³ × Rp1.400.000 = Rp100.800.000 Jika ditemukan bahwa seluruh ruas menggunakan campuran tidak sesuai spesifikasi teknis, maka total volume seluruh ruas bisa digunakan untuk penghitungan kerugian.

Deskripsi Kerusakan:

Shoulder failure adalah kerusakan pada bagian pinggir jalan (bahu jalan) yang digunakan sebagai area penyangga badan jalan. Bahu jalan bisa berupa:

  • Tanah padat
  • Kerikil atau lapis penetrasi
  • Aspal atau beton ringan
Ciri-ciri kerusakan:
  • Bahu turun, tergerus, atau terpotong → permukaan tidak sejajar dengan badan jalan
  • Longsoran kecil ke sisi luar jalan
  • Terjadi retak atau pecah di tepi perkerasan utama
  • Bisa menyebabkan kerusakan lanjutan ke badan jalan (edge cracking, retak memanjang)

Jika bleeding ditemukan di banyak titik dan terbukti disebabkan oleh perubahan campuran → indikasi kuat fraud sistemik → perbaikan hanya efektif dengan rekonstruksi total, dan seluruh volume pekerjaan terkait masuk dalam penghitungan kerugian negara.

Solusi

Rekonstruksi total

Rehabilitasi sebagian

Tabel

1. Identifikasi Luas Area BergelombangMisal: Jalan: 1.000 m x 5 m = 5.000 m² Corrugation terjadi di 800 m² (16%) → sistemik 2. Volume Lapisan Terdampak Ketebalan lapisan yang harus dimilling dan overlay ulang = 3 cm (0,03 m) Volume: 800 m² × 0,03 m = 24 m³ 3. Harga Satuan Harga milling dan overlay AC-WC: Rp1.400.000/m³ Kerugian negara = 24 m³ × Rp1.400.000 = Rp33.600.000 🔎 Namun jika ditemukan bahwa campuran tidak sesuai spek di seluruh ruas, auditor dapat menghitung kerugian untuk seluruh ruas jalan (5.000 m² × 0,05 m = 250 m³ × Rp1.400.000 = Rp350.000.000)

Jika ditemukan rutting dalam dan menyebar, terlebih lagi dengan hasil core drill atau Marshall Test menunjukkan campuran dan spesifikasi tidak sesuai kontrak, maka:

  • Kerusakan masuk kategori struktural
  • Harus dilakukan rekonstruksi total
  • Volume pekerjaan jalan yang terdampak masuk dalam penghitungan kerugian negara

Solusi

Rekonstruksi total

Rehabilitasi sebagian

Tabel

Deskripsi Kerusakan:
  • Retakan berpola menyebar menyerupai sisik buaya, terjadi di lapisan permukaan aspal.
  • Awalnya muncul sebagai retakan halus lalu berkembang menjadi pecahan kecil-kecil (cracking mesh).
  • Umumnya ditemukan di jalur roda kendaraan.

1. Identifikasi Luas & Ketebalan TerdampakMisal: Ruas jalan = 1.000 m x 5 m = 5.000 m² Area dengan shoving = 650 m² Ketebalan lapisan bergeser = 4 cm = 0,04 m 2. Hitung Volume Volume terdampak = 650 m² × 0,04 m = 26 m³ 3. Harga Rekonstruksi Lapisan Harga satuan AC-WC: Rp1.400.000/m³ Kerugian negara = 26 m³ × Rp1.400.000 = Rp36.400.000 👉 Jika shoving terjadi merata di seluruh ruas dan disebabkan kegagalan campuran sistemik, auditor dapat menghitung kerugian dari volume seluruh lapisan permukaan jalan. Misal: Total volume: 5.000 m² × 0,05 m = 250 m³ Kerugian total = 250 m³ × Rp1.400.000 = Rp350.000.000

Dampak

🚨 Kerusakan sistemik jika terjadi di ruas baru

💥 Kehilangan ikatan struktural

🔄 Retakan berkembang cepat

🌧️ Air masuk ke celah antar lapisan

🕳️ Munculnya lubang (potholes)

1. Identifikasi Luas Bahu Jalan TerdampakMisal: Panjang jalan: 2.000 m Lebar bahu yang rusak: 1 m × 1 sisi → 2.000 m² Kedalaman urugan: 30 cm = 0,3 m 2. Volume Bahu yang Gagal Volume = 2.000 m × 1 m × 0,3 m = 600 m³ 3. Harga Satuan Pekerjaan Bahu Harga urugan LPA + pemadatan + geotekstil: ±Rp500.000/m³ Kerugian negara = 600 m³ × Rp500.000 = Rp300.000.000 Jika ditemukan bahwa drainase tidak dibangun dan menyebabkan kerusakan bahu, auditor dapat menambahkan nilai pekerjaan drainase yang tidak dilaksanakan sebagai bagian dari kerugian.

Solusi

Rekonstruksi total

Rehabilitasi sebagian

Tabel

Dampak

🔍 Indikasi awal kegagalan desain/pelaksanaan

💸 Umur layanan jalan menurun drastis

🔻 Penurunan kapasitas struktural

💧 Infiltrasi air ke lapisan bawah

🔄 Perkembangan cepat ke potholes

🛑 Risiko kecelakaan

Pengujian

🧾 Cross-check RAB vs Realisasi di Lapangan

💧 Permeabilitas/Water Percolation Test

🛠️ Core Drill (Pengeboran Inti)

🧪 Uji Marshall

🧱 Uji CBR (California Bearing Ratio)

📏 Visual Mapping & Grid Analysis

Penyebab

Penyebab UmumMemanjang

Penyebab Fraud

Penyebab UmumMelintang

Deskripsi Kerusakan:

Delaminasi adalah kondisi terpisahnya dua lapisan perkerasan (biasanya antara lapisan lama dan overlay aspal baru), yang mengakibatkan:

  • Lapisan atas mengelupas atau dapat dikupas dengan tangan atau alat ringan
  • Ikatan antar lapisan tidak kuat, menyebabkan retak, lubang, atau pengelupasan
  • Umumnya terjadi pada overlay jalan lama yang dilakukan tanpa prosedur bonding yang benar

1. Identifikasi Luas Area Bleeding Panjang jalan = 1.000 m, lebar = 5 m → total area = 5.000 m² Area bleeding: 800 m² → 16% dari total → indikasi sistemik 2. Verifikasi Spesifikasi Campuran Aspal Spesifikasi kontrak: Aspal AC-WC, kadar aspal 5,5% Hasil uji lapangan: kadar aspal 7,0% → kelebihan 1,5% 3. Hitung Volume Material Tidak Sesuai Tebal lapisan = 5 cm → volume = 800 m² × 0,05 m = 40 m³ Karena campuran seluruhnya harus diganti, seluruh 40 m³ dianggap tidak memenuhi syarat mutu 4. Nilai Kerugian Negara Harga satuan pekerjaan AC-WC (termasuk aspal, agregat, alat, tenaga): Rp1.400.000/m³ Kerugian negara: 👉 40 m³ × Rp1.400.000 = Rp56.000.000 Catatan penting: Jika ditemukan bahwa formula campuran seluruh ruas proyek tidak sesuai, auditor dapat menghitung kerugian berdasarkan total volume seluruh ruas, bukan hanya area bleeding.

Deskripsi Kerusakan:

Amblas adalah kondisi penurunan lokal atau menyebar pada permukaan jalan, ditandai dengan:

  • Cekungan atau depresi di tengah atau pinggir jalan
  • Bisa terjadi perlahan (gradual) atau mendadak (collapse)
  • Sering diikuti oleh retakan radial atau longitudinal di sekitarnya