MASA PEMERINTAHAN REPUBLIK BATAAF (1795-1811)
PIDIA ZAHRA
Created on September 10, 2022
PRESENTASI INI BERISI MASA PEMERINTAHAN REPUBLIK BATAAF (1795-1811)
Over 30 million people build interactive content in Genially.
Check out what others have designed:
RACISM AND HEALTHCARE
Presentation
FACTS IN THE TIME OF COVID-19
Presentation
FOOD 1
Presentation
TANGRAM PRESENTATION
Presentation
COUNTRIES LESSON 5 GROUP 7/8
Presentation
STAGE2- LEVEL1-MISSION 2: ANIMATION
Presentation
LIBRARIES LIBRARIANS
Presentation
Transcript
by : pidia zahra basir
Masa PemerinTAHAN REPUBLIK BATAAF (1795-1811)
PENJAJAHAN PRANCIS DI INDONESIA
8.Perjanjian Kapitulasi Tuntang
7.Pemerintahan JAN WILLEM JANSSENS
6.Jatuhnya Kekuasaan H.W DAENDLES
5.Dampak Kebijakan
4.Kebijakan H.W DAENDLES
3.Pemerintahan H.W DAENDLES
2.Tujuan
1. Latar Belakang
pembahasan
Jatuhnya VOC membuat banyak perubahan. Setelah runtuhnya kekuasaan Raja Louis XVI di Prancis, Napoleon Bonaparte berambisi menguasai Eropa. Pada tahun 1975 di belanda terjadi perubahan, yaitu muncul kelompok yang menamakan dirinya sebagai kaum patriot. Kaum patriot terpengaruh oleh semboyan Revolusi Prancis, yaitu :
- Liberte (Kemerdekaan)
- Egalite (Persamaan)
- Fraternite (Persaudaraan)
LATAR BELAKANG
Isi Surat-surat Kew
Raja Willem V (Willem Van Oranye) melarikan diri ke inggris dia kemudian ditampung oleh pemerintah inggris dan ditempatkan di kota yang bernama kota Kew. Selanjutnya Raja Willem V mengeluarkan sebuah mandat atau surat kepada pemerintah inggris yang diberi nama dengan "Surat-Surat Kew" yang berisi tentang penguasa di negeri jajahan belanda dapat menyerahkan wilayah kekuasaanya kepada pemerintah inggris dan bukan kepada perancis. dengan mandat atau surat tersebut, pihak inggris kemudian bertindak cepat dengan mengambil alih beberapa daerah di Hindia seperti Padang pada tahun 1795 serta pada tahun 1796 menguasai Ambon dan Banda. inggris melakukan blokade untuk memperkuat armadanya terhadap Batavia.
tindakan prancis atas rencana serangan inggris
Pihak prancis dan Republik Bataaf juga tidak ingin ketinggalan untuk segera mengambil alih seluruh daerah bekas kekuasaan VOC di kepulauan Nusantara. oleh karena Republik Bataaf ini merupakan vasal dari prancis, kebijakan-kebijakan Republik Bataaf dalam mengatur pemerintahan di hindia masih terpengaruh oleh prancis. kebijakan utama prancis yaitu memerangi inggris. untuk mempertahankan kepulauan Nusantara dari serangan inggris diperlukan pemimpin yang kuat. kemudian, ditunjuk seorang pemuda dari kaum patriot untuk memimpin Hindia. Pemuda tersebut dikenal sebagai tokoh muda yang revolusioner, yaitu Hermen Willem Daendles.
tujuan dikirim pemuda dari kaum patriot
Memperkuat sistem ketatanegaraan di Nusantara khusunya di tanah Jawa.
Mempertahankan jawa agar tidak dikuasai oleh inggris.
- Tugas utama: mempertahankan Jawa agar tidak dikuasai Inggris.
- Tugas lain: memperkuat pertahanan dan memperbaiki administrasi pemerintahan, serta kehidupan sosial ekonomi di Nusantara khususnya di tanah Jawa.
- Daendels ingin menanamkan jiwa kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan di lingkungan masyarakat Hindia. Ia ingin memberantas praktik-praktik feodalisme. Agar masyarakat lebih dinamis dan produktif untuk kepentingan negeri induk (Republik Bataaf).
masa pemerintahan h.w daendles (1808-1811)
Sejak itu Daendles yang dikenal sebagai tokoh muda yang demokratis yang dijiwai panji_panji Revolusi prancis dengan semboyangnya : liberte, egalite dan fraternite. ia berubah menjadi diktator.
1. DI Bidang pertahanan dan keamanan
- Membangun benteng-benteng pertahanan baru.
- Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujungkulon. Pembangunan pangkalan di Ujungkulon boleh dikatakan tidak berhasil.
- Meningkatkan jumlah tentara, dengan mengambil orang-orang pribumi karena pada waktu pergi ke Nusantara, Daendels tidak membawa pasukan. Oleh karena itu, Daendels segera menambah jumlah pasukan yang diambil dari orang-orang pribumi, yakni dari 4.000 orang menjadi 18.000 orang.
- Membangun jalan raya dari Anyer (Jawa Barat, sekarang Provinsi Banten) sampai Panarukan (ujung timur Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur) sepanjang kurang lebih 1.100 km. Jalan ini sering dinamakan Jalan Daendels.
KEBIJAKAN H.W DAENDLES
2. Sekilas tentang pembangunan jalan raya Daendels Jalan Raya Pos adalah jalan yang panjangnya -+ 1000km yang terbentang dari Anyer (Banten) – Panarukan (Jawa Timur). Di bangun pada masa pemeritahan Gubernur-Jendral H. W. Daendels, pada tiap 4,5km didirikan pos sebagai tempat perhentian dan penghubung pengiriman surat-surat. Tujuan jalan raya pos ini adalah untuk memperlancar komunikasi antar daerah yang di kuasai Daendels
Daendels juga melakukan beberapa tindakan yang dapat memperkuat k Kedudukannya Di Nusantara :
- Membatasi secara ketat kekuasaan raja-raja di Nusantara.
- Membagi Pulau Jawa menjadi sembilan daerah prefectuur/prefektur (wilayah yang memiliki otoritas). Masing-masing prefektur dikepalai oleh seorang prefek. Setiap prefek langsung bertanggung jawab kepada Gubernur Jenderal. Di dalam struktur pemerintahan kolonial, setiap prefek membawahi para bupati.
- Kedudukan bupati sebagai penguasa tradisional diubah menjadi pegawai pemerintah (kolonial) yang digaji. Sekalipun demikian para bupati masih memiliki hak-hak feodal tertentu.
- Kerajaan Banten dan Cirebon dihapuskan dan daerahnya dinyatakan sebagai wilayah pemerintahan kolonial.
3. Bidang pemerintahan
- Daendels melakukan campur tangan dan perubahan dalam tata cara dan adat istiadat di dalam kerajaan-kerajaan di Jawa. Maunya, ia harus pakai payung emas, duduk di kursi sama tinggi dengan raja, dan tidak perlu membuka topi. Sunan Pakubuwana IV dari Kasunanan Surakarta terpaksa menerima, tetapi Sultan Hamengkubuwana II menolaknya.
- Daendels berhasil mempengaruhi Mangkunegara II untuk membentuk pasukan “Legiun Mangkunegara” dengan kekuatan 1.150 orang prajurit. Pasukan ini siap sewaktu-waktu untuk membantu pasukan Daendels apabila terjadi perang. Dengan kekuatan yang ia miliki, Daendels mulai melakukan intervensi terhadap pemerintahan kerajaan-kerajaan lokal, misalnya saat terjadi pergantian raja.
- Sultan Hamengkubuwana II menolak ultimatum Daendels, mengenai pergantian raja.
- Desember 1810 Daendels menuju Yogyakarta dengan membawa 3.200 orang serdadu. Daendels berhasil memaksa Hamengkubuwana II untuk turun tahta dan menyerahkan kekuasaannya kepada puteranya sebagai Sultan Hamengkubuwana III. Hamengkubuwana III ini sering disebut Sultan Raja dan Hamengkubuwana II yang masih diizinkan tinggal di lingkungan istana sering disebut Sultan Sepuh.
5.Bidang sosial dan Ekonomi
- Rakyat di paksa untuk melakukan kerja Rodi untuk membangung jalan Anyer-Panarukan.
- Memaksakan berbagai perjanjian dengan penguasa Surakarta dan Yogyakarta yang intinya melakukan penggabungan banyak daerah ke dalam wilayah pemerintahan kolonial, misalnya daerah Cirebon.
- Meningkatkan usaha pemasukan uang dengan cara pemungutan pajak.
- Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran dunia.
- Rakyat diharuskan melaksanakan penyerahan wajib hasil pertaniannya.
- Melakukan penjualan tanah-tanah kepada pihak swasta.
4.Bidang Peradilan Daendels membentuk tiga jenis peradilan:
- Peradilan untuk orang Eropa.
- Peradilan untuk orang-orang Timur Asing.
- Peradilan untuk orang-orang pribumi.
- Rakyat dijadikan pekerja paksa (kerja rodi) yang dibayar dengan sedikit upah atau bahkan tidak dibayar, banyak pekerja rodi yang meninggal karena malaria dan keadaan yang melarat.
- Pemerintah kolonial Hindia Belanda ikut campur dalam urusan dan adat keraton dan kerajaan-kerajaan Indonesia.
- Rakyat dipaksa menyerahkan atau menjual hasil bumi ke pemerintah kolonial, kadang dengan harga yang sangat rendah.
- Pemerintah kolonial memonopoli bahan pangan di Indonesia seperti beras.
- Diadakannya sistem pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (veplichte leverantie) yang memberatkan petani dan pemilik tanah.
- Dibangunnya Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan sepanjang pesisir utara pulau Jawa.
- Dibangunnya infrastruktur militer; sekolah dan rumah sakit militer, barak, dan benteng untuk mempertahankan pulau Jawa.
- Dibangunnya pabrik mesiu, senjata, dan alat-alat perang di Surabaya dan Semarang.
- Berkurangnya korupsi pejabat kolonial karena kebijakan pemberantasan korupsi Daendels, walau begitu Daendels sendiri terlibat dalam korupsi dan penyelewengan dana.
VS
DAMPAK KEBIJAKAN (NEGATIF)
DAMPAK KEBIJAKAN (POSITIF)
Selama menjalankan pemerintahannya, Daendels dikenal sering memaksakan kehendak, baik kepada penduduk lokal maupun rekan-rekan sebangsanya. Hal tersebut menyebabkan hubungan Daendels dengan para raja dan rakyat pribumi menjadi buruk. Daendels juga tidak segan-segan memberikan hukuman berat terhadap pegawai dan pejabat Belanda yang melakukan korupsi. Kesalahan terbesar Daendels ketika menjalankan pemerintahan di Indonesia adalah menjual tanah kepada pihak swasta dan hasil penjualan tersebut digunakan untuk kepentingan sendiri. Akibatnya, pemerintah Belanda menarik Daendels dari jabatannya. Untuk menggantikan posisi Daendels, Louis Napoleon menunjukk Janssens. Dengan demikian, penyebab jatuhnya masa jabatan Daendels adalah karena buruknya sistem administrasi pemerintahan, menjual tanah rakyat pada pihak swasta Bangsa Belanda, bertindak sewenang-wenang yang menyebabkan banyak kritik, dan bersikap otoriter terhadap raja-raja seperti Raja Banten, Yogyakarta dan Cirebon sehingga menimbulkan perlawanan daerah.
JATUHNYA KEKUASAAN H.W DAENDELS
- Pemerintah Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris di Kalkuta, India.
- Semua tentara Belanda menjadi tawanan perang Inggris.
- Orang Belanda dapat dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris.
- Hutang Belanda tidak menjadi tanggungan Inggris
- Janssen seorang politikus berkebangsaan Belanda. Sebelumnya Janssen adalah Gubernur Jenderal di Tanjung Harapan (1802-1806).
- Tahun 1806, Janssen terusir dari Tanjung Harapan karena daerah itu jatuh ke tangan Inggris.
- Tahun 1810, Janssen diperintahkan pergi ke Jawa dan akhirnya menggantikan Daendels pada Mei 1811. Janssen mencoba memperbaiki keadaan yang telah ditinggalkan Daendels.
- Beberapa daerah di Hindia sudah jatuh ke tangan Inggris. Lord Minto (penguasa Inggris di India) memerintahkan Thomas Stamford Raffles yang berkedudukan di Pulau Penang untuk segera menguasai Jawa.
- Tanggal 26 Agustus 1811, Batavia jatuh ke tangan Inggris. Janssen berusaha menyingkir ke Semarang bergabung dengan Legiun Mangkunegara dan prajurit-prajurit dari Yogyakarta serta Surakarta. Namun pasukan Inggris lebih kuat sehingga berhasil memukul mundur Janssen beserta pasukannya. Janssen kemudian mundur ke Salatiga dan akhirnya menyerah di Tuntang.
- Penyerahan Janssen secara resmi ke pihak Inggris ditandai dengan adanya Kapitulasi Tuntang pada tanggal 18 September 1811.
isi kapitulASI tuntang
MASA PEMERINTAHAN JAN WILLIAM JANSSEN
terimakasih!