Want to create interactive content? It’s easy in Genially!

Get started free

KERAJAAN KUTAI

bukan aqila

Created on November 29, 2021

By : Aqila Sava Fajrianti

Start designing with a free template

Discover more than 1500 professional designs like these:

Transcript

KERAJAAN KUTAI

Aqila Sava Fajrianti X MIPA 4

Masa Kebangkitan

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia, kerajaan ini berdiri pada abad ke-4 Masehi dengan pendiri kerajaan, yaitu Maharaja Kudungga. Puncak kejayaan Kerajaan Kutai adalah pada masa pemerintahan Maharaja Mulawarman (raja ke-3) yang diceritakan dalam prasasti Yupa.

Sistem Politik

Agama yang Dianut

Kerajaan Kutai menganut agama Hindu Siwa. Hal tersebut tebukti dengan adanya prasasti Yupa (Muarakaman II) yang mencatat pemberian sapi kepada para brahmana atau pendeta agama Hindu dan penyelenggaraan upacara Aswmeda.

Kerajaan Kutai memiliki sistem politik kerajaan yang tahtanya diturunkan dari silsilah keluarga kerajaan untuk memimpin kerajaan.

Raja Mulawarman

Keadaan Ekonomi

Kehidupan Sosial

Prasasti Yupa

Terdapat kasta dalam masyarakat, yaitu Brahmana dan Ksatria. Rakyat Kerajaan Kutai juga memiliki kemampuan beradaptasi dengan budaya luar, mereka dapat beradaptasi dengan budaya India. Mereka juga dapat mengikuti perubahan jaman dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budayanya.

Dalam prasasti Yupa ditemukan bahwa Raja Mulawarman melakukan upacara korban emas dan memberikan hadiah sebanyak 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana. Dari situ dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Kutai memiliki mata pencaharian Agraris, yaitu beternak.

Masa Keruntuhan

Terdapat dua kerajaan Kutai, yaitu Kerajaan Kutai Martapura yang menganut agama Hindu dan Kesultanan Kutai Kartanegara yang sudah memeluk agama Islam. Setelah lama hidup berdampingan, akhirnya terjadilah perselisihan antara kedua kerajaan tersebut pada abad ke-16 Masehi di Kalimantan Timur. Saat itu Kerajaan Kutai Martapura dipimpin oleh Raja Dharma Setia, sedangkan Kesultanan Kutai Kartanegara dipimpin oleh pemerintahan Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa. Perselisihan ini akhirnya dimenangkan oleh Kesultanan Kutai Kartanegara dan menguasai wilayah Kerajaan Kutai Martapura sejak tahun 1635.